Museum Puri Lukisan Ubud kembali menjadi ruang apresiasi seni dan budaya melalui pameran tunggal bertajuk “Mbajing” karya Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri (Kalemdiklat Polri), Komisaris Jenderal Polisi Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si. Pameran yang resmi dibuka pada Jumat malam, 2 Mei 2025, ini menjadi ajang refleksi nilai moral, etika, dan kemanusiaan dalam medium seni rupa.


Mengangkat tema “Mbajing”, pameran ini mengajak publik untuk merenungi dilema moral antara kebaikan dan keburukan dalam diri manusia. “Seni adalah bahasa nurani. Ia melampaui batas profesi dan menyuarakan keadaban di tengah hiruk-pikuk kehidupan,” ujar Komjen Chryshnanda dalam sambutannya.


Acara pembukaan berlangsung khidmat dan meriah, diawali pertunjukan Tari Kayon dan Tari Legong Lasem dari Peliatan. Sejumlah tokoh nasional, pejabat pemerintahan, serta seniman hadir dalam perhelatan budaya ini.


Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Giring Ganesha Djumaryo, memberikan apresiasi tinggi terhadap karya-karya Chryshnanda. “Karya-karya Pak Chryshnanda menunjukkan bahwa kepolisian modern bisa hadir dengan wajah yang humanis, reflektif, dan menyentuh hati masyarakat,” ujarnya.


Penglingsir Puri Ubud, Tjokorda Artha Ardhana Sukawati, turut mengapresiasi pameran tersebut. “Pameran ini adalah kontribusi nyata terhadap Ubud sebagai laboratorium budaya, di mana seni menjadi ruang dialog kebangsaan,” tuturnya.


Sementara itu, sejarawan dan kritikus seni asal Prancis, Jean Couteau, menyebut pameran ini sebagai peristiwa seni yang langka. “Mbajing bukan sekadar pameran seni. Ia adalah jembatan inspiratif antara ketegasan seorang aparat dan kelembutan jiwa seorang seniman,” katanya.


Puncak acara pembukaan ditandai dengan pemukulan gong dan prosesi penulisan pesan kebangsaan. Suasana semakin semarak dengan pertunjukan live painting, pemercikan Tirta, penampilan Baleganjur Gelung Agung, serta pertunjukan wayang Polisi Dalang. Seluruh kegiatan berjalan aman dengan pengamanan dari Polres Gianyar dan Polsek Ubud.


Pameran “Mbajing” akan berlangsung hingga 12 Mei 2025. Melalui karya-karya yang ditampilkan, pameran ini menjadi pengingat bahwa seni dapat menjadi medium reflektif yang menggugah kesadaran moral masyarakat di tengah kompleksitas zaman.