Suasana Alun-Alun Kota Gianyar pada Rabu 16 April 2025 malam dipenuhi semangat dan energi luar biasa. Tujuh Sekaa Baleganjur dari berbagai kecamatan di Kabupaten Gianyar unjuk kebolehan dalam Lomba Baleganjur tingkat remaja yang menjadi bagian dari perayaan Hari Jadi ke-245 Kota Gianyar.
Lomba ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kreativitas generasi muda, tetapi juga wadah pelestarian seni tradisional Bali serta upaya regenerasi seniman muda di tengah perkembangan zaman.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, Cokorda Gede Bagus Lesmana Trisnu, menyampaikan apresiasinya atas antusiasme para peserta. “Kami bangga melihat semangat anak-anak muda dalam menghidupkan baleganjur. Ini bukti bahwa budaya tetap hidup dan berkembang di tengah zaman modern,” ujarnya.
Lomba ini juga berfungsi sebagai seleksi untuk memilih tiga sekaa terbaik yang akan menjadi perwakilan Kabupaten Gianyar selama tiga tahun ke depan. Penilaian dilakukan oleh dewan juri berdasarkan lima aspek utama, yaitu ide atau gagasan, teknik, struktur, kreativitas, dan penampilan.
Rekomendasi Berita

Pawai Budaya Tampilkan Kekhasan Tujuh Kecamatan di Kabupaten Gianyar
Kamis, 17 April 2025 pukul 22.08 WITA

Pentas Gong Kebyar Meriahkan HUT ke-254 Kota Gianyar, Ribuan Warga Padati Alun-Alun Gianyar
Selasa, 15 April 2025 pukul 11.36 WITA

Komunitas GBK Gelar Lomba Burung Meriahkan HUT ke-254 Kota Gianyar
Minggu, 13 April 2025 pukul 20.52 WITA

Lomba Tari Barong Ket dan Makendang Tunggal Semarakkan HUT Kota Gianyar
Minggu, 13 April 2025 pukul 20.41 WITA
Dalam kompetisi tersebut, masing-masing sekaa menampilkan garapan yang sarat makna dan filosofi. Sekaa Nakara Duta dari Kecamatan Gianyar mengangkat garapan berjudul Patra Hredaya. Dari Kecamatan Tampaksiring, Paiketan Seni Manuk Raya asal Desa Manukaya menampilkan garapan Gering Sing Tawang. Bala Selikur dari Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, menampilkan karya bertajuk Tri Kona. Sementara itu, Sekaa Batur Mahaswara dari Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, mempersembahkan garapan berjudul Cirikacara.
Komunitas Romusa dari Kecamatan Ubud tampil dengan garapan Ulun Pangkung, disusul oleh Candaka Natta dari Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, yang membawakan karya Lalang Linglang. Terakhir, Sekaa Baleganjur Cili Mekar dari Desa Kelusa, Kecamatan Payangan, tampil dengan garapan berjudul Aci Keburan.
Setelah melalui proses penilaian yang ketat, Kecamatan Sukawati berhasil meraih Juara I dengan nilai 283 dan berhak atas Piala Bupati bergilir. Juara II diraih oleh Kecamatan Tampaksiring dengan nilai 270, dan Juara III oleh Kecamatan Tegallalang dengan nilai 257. Posisi Harapan I ditempati oleh Kecamatan Gianyar dengan nilai 254, disusul oleh Kecamatan Blahbatuh sebagai Harapan II dengan nilai 229, dan Kecamatan Payangan sebagai Harapan III dengan nilai 213. Sementara itu, Juara Favorit diberikan kepada Kecamatan Ubud dengan perolehan nilai 175.
Dewan juri juga memberikan apresiasi khusus terhadap penampilan dari Kecamatan Ubud yang dinilai menonjol secara artistik dan penuh kekuatan ekspresi. Lomba ini menjadi momentum penting dalam memperkuat identitas budaya serta memupuk kecintaan generasi muda terhadap seni tradisional Bali.