Wujud toleransi antarumat beragama ditunjukkan oleh umat Hindu dan Kristen di Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, pada Kamis, 24 April 2025. Momen ini terjadi saat umat Hindu menjalankan tradisi ngelawang yang digelar setiap enam bulan sekali, tepatnya pada hari Umanis Galungan.
Dalam tradisi tersebut, pemuda gereja menunjukkan sikap saling menghormati dengan menyediakan minuman dan buah-buahan di pinggir jalan bagi krama desa adat yang melintasi kawasan gereja saat mengikuti arak-arakan ngelawang. “Kegiatan ini rutin kami laksanakan setiap tradisi ngelawang,” ujar Yoel, salah satu pemuda gereja yang ikut serta dalam aksi tersebut.
Krama desa yang melintasi area itu tampak menerima dengan senang hati. Mereka mengambil minuman dan buah secukupnya, terutama yang merasa kehausan dan kelelahan saat mengikuti prosesi keliling desa.
Rekomendasi Berita

BNNK Gianyar Ingatkan Bahaya Narkoba, Orang Tua Diminta Awasi Anak
Sabtu, 26 April 2025 pukul 11.53 WITA

Gangguan Sistem RSUD Sanjiwani Gianyar, Antrean Pasien Mengular Hingga Dua Jam
Sabtu, 26 April 2025 pukul 11.48 WITA

Personel Samapta Polsek Gianyar Bantu Mobil Mogok di Astina Timur
Sabtu, 26 April 2025 pukul 11.39 WITA

Balawan dan Gus Teja Terima Penghargaan Wija Kusuma dari Pemkab Gianyar
Sabtu, 26 April 2025 pukul 11.32 WITA
Menurut salah seorang krama, Nyoman Sudarmika, tradisi ngelawang merupakan warisan leluhur yang dilaksanakan secara turun-temurun oleh warga dari Desa Adat Puakan, Desa Taro, dan Desa Tegallalang. Tradisi ini bertujuan untuk memohon keselamatan dan diikuti oleh ribuan umat Hindu yang membawa barong serta pratima, sambil melintasi batas-batas desa.
"Tradisi yang dipenuhi nilai spiritual ini menjadi lebih bermakna dengan hadirnya semangat toleransi yang ditunjukkan oleh warga lintas agama, mencerminkan kehidupan masyarakat yang harmonis di tengah keberagaman," ujarnya.